Friday, June 2, 2017

Buku Perdana Dr. Foramen : Ketika Di Dalam Penjara

Posted by lendyagasshi at 2:10 AM
Assalamu`alaykum.


Alhamdulillah,
Kali ini aku mau ngomongin masalah cinta.
Aaahh~
Yang belum punya pasangan pasti uda pada baper duluan yaa...baca pembuka dari tulisan aku.


Judul : Ketika Di Dalam Penjara
Penulis : Farhandika Mursyid
Editor : Kalis Mardi Asih
Genre : Non Fiksi
Jumlah Halaman : 104 halaman
Penerbit : Orbit (Indie Book Corner)
Tahun terbit : 2017
Ukuran : 14 x 21 cm



Setelah asik membaca buku perdana tulisan seorang sahabat di komunitas Warung Blogger, aku pun menyimpulkan satu hal untuk keluar dari masalah yang menjeratnya selama ini. Cinta. 

Iya, 
Cinta terhadap diri sendiri dulu, baru kamu dapat mencurahkan cinta yang mendalam untuk orang-orang yang berada di sekitarmu. Begitulah kira-kira pesan dari dokter Farhan di bukunya yang berjudul `Ketika Di Dalam Penjara`.

source : pinterest


Penjara di sini yang dimaksud adalah kecanduan terhadap media pornografi. Betapa jaman sekarang banyak orang yang abai terhadap hal ini. Menganggap seolah-olah mengkonsumsi pornografi adalah hal yang wajar, terutama bagi kaum pria. Sama halnya ketika kamu menemukan saudara atau teman (laki-laki)mu merokok, minum minuman keras atau narkoba.

Apa yang kamu rasakan?

Jijik dan menjauh?
Namun tanpa memberi solusi apapun. Padahal mereka yang sudah terlanjur kecanduan itu membutuhkan pertolongan dan pengobatan serius. Semacam rehabilitasi. Begitu papar Farhan. `Aku setuju banget niih...dok!`

Buku yang ditulis dengan bahasa renyah serta mudah dimengerti memang membidik segmen pembaca remaja yang terjerat pesona pornografi. Aku gak melihat Farhan menggurui dalam memberi solusi namun cenderung pendekatan yang persuasif, sehingga membuat kita yang membacanya pun nyaman. Tidak lupa disertai dengan data-data dan basic literature yang bisa dipertanggung jawabkan. Very good work, bro!


Bagaimana awal mula adiksi pornnografi?
Anak-anak yang BLAST adalah sasaran utama dari industri pornografi.

Bored
Anak-anak yang bosan dengan rutinitas sehari-hari dan rutinitas sekolah.
Lonely
Anak-anak yang kesepian karena tidak dekat dengan orang tuanya baik dari kualitas apalagi kuantitas.
Angry
Anak-anak yang merasa tidak puas dengan keadaan yang dialami.
(Affraid)
Anak-anak yang penuh tekanan, banyak masalah namun takut dan tidak tau harus cerita ke siapa.
Stres
Tertekan dengan situasi yang dialami.
Tired
Capek karena akumulasi dari masalah yang tidak ada jalan keluarnya



Terbukti dalam kasus yang dialami penulis bahwa awal mula berkenalan dengan pornografi saat masih berada di asrama. Dalam 24 jam selama seminggu, bertemu dengan teman yang sama dan aktivitas yang berulang, menimbulkan anak-anak asrama merasa bosan dan butuh pelarian. Akhirnya setelah dibujuk dan dipaksa oleh teman-temannya, maka mulailah menonton. Reaksi pertama, seperti yang dialami oleh kebanyakan orang, merasa jijik. Namun ada perasaan perasaan untuk tau lebih banyak dan lebih jauh lagi.

Maka proses menuju kecanduan pun dimulai.

Everybody`s addicted to something
Everybody`s got to grip onto something
Even if it`s just to feel the response of appeal
Maybe once, maybe twice
Maybe hundred of times, hundred of times
Without it, it`s just harder to function at times
You race to the bottom of every single bottle
As if there was someone or something to find 
You`re struggling in your mind
And you tell yourself lie after lie 

lyric John Doe (B.o. B feat. Priscilla)

(Ketika Di Dalam Penjara, hal. 10)


Karena kecanduan itu dapat diartikan sebagai sebuah pemujaan yang berlebihan kemudian berefek pada kesehatan menjadi terganggu. Maka, pornografi termasuk dalam kategori Narkolema, Narkoba Lewat Mata.

Apakah ini berbahaya?
Jelas iya.

Jawaban dalam buku Farhan ini sangat ilmiah. Karena dijelaskan dari sisi medis, mulai dari cara kerja otak dan efeknya setelah mengkonsumsi pornografi sampai hormon yang bekerja dalam tubuh yang dapat mempengaruhi perubahan sikap kita terhadap lingkungan. Dan bahaya pornografi bukan hanya berefek pada anak-anak, remaja, bahkan pada pasangan yang telah menikah.

source : pinterest

Fakta-fakta inilah yang menyebabkan industri pornografi terus bertumbuh meski sudah di blokir ribuan situs setiap harinya. 

If we invent a machine, the first thing we are going to do - after making a profit - is use it to watch porn.
Kutipan dari majalah Playboy
(Ketika Di Dalam Penjara, hal. 39)


Jadi, masih mau mengkonsumsi pornografi sebagai pemuas nafsu atau mengisi kekosongan jiwa?



10 Tips keluar dari jeratan pornografi dari Farhan :

1. Mengakui bahwa sudah kecanduan pornografi
Untuk mengeceknya bisa buka hal. 52 dari buku `Ketika Di Dalam Penjara` yaa...😉

2. Memahami efek dari kecanduan pornografi
Seperti : hubungan pertemanan menjadi tidak baik, karena dijauhi.
Adanya perasaan bersalah dan malu. 
Performa dalam pekerjaan atau prestasi akademik menurun, dan masih banyak lagi.

3. Jangan menyalahkan diri sendiri.
Stop blaming it self!
Berusaha menerima kekurangan diri sehingga bisa terbuka mencari apa pemicu (trigger) dari kecanduan pornografi tersebut.

4. Setelah mengetahui pemicunya, bisa dirumuskan jalan keluarnya.
Solusi agar tidak kambuh (ingin menonton) lagi, bisa dengan mendengarkan musik, menonton video lucu atau bahkan berteriak di ruangan yang tertutup atau sepi.

**memasang apps di handphone sebagai pengingat. Ada beberapa apps yang bisa disematkan, yakni NF Companion, Battle Goal, atau Fortify.
**kalau biasa menonton lewat internet, pasang apps sensor pada komputer.
Seperti Stay Focused atau Net Nanny.

5. Memulai dengan aktivitas yang membutuhkan fokus dan target jangka panjang.
misalnya :
suka menulis, maka buatlah target menulis buku atau menjadi penulis lepas di sebuah media ternama.

6. Kurangi menggunakan gadget di tempat tertutup.

7. Jauhi teman yang berpotensi mengajak kembali menikmati pornografi.

8. Tentukan hobi dan tekuni.
Be productive!

9. Mengaku pada orang-orang terdekat bahwa pernah menjadi pecandu pornografi.
Agar mereka bisa menolong saat kambuh.

10. Tidak pernah berhenti memohon pertolongan Allah selalu untuk dikeluarkan dari jerat pornografi.





Di bab akhir, Farhan menuliskan surat untuk orang-orang yang dikasihinya. Karena ia ingin mencintai dirinya untuk bisa mencintai orang lain dan lingkungannya. Orang tuanya, sahabatnya dan profesinya.

Ini bagian yang sangat menguras emosi, buat aku. Karena betapa jujurnya seseorang ketika telah mengalami kejadian yang dianggap orang lain tabu untuk diungkap, ia malah menceritakan dengan humble kemudian juga berhasil membantu beberapa teman untuk bisa terlepas dari penjara pornografi. 

Karena dalam masalah ini, kita butuh bergandeng tangan untuk keluar. Tidak berjalan sendiri dan akhirnya bisa terjerumus lagi dan lagi. Karena pornografi memiliki siklus bagaikan lingkaran setan yang sulit untuk diretas.


Ingin berkenalan langsung dengan penulis?
Bisa banget...karena orangnya dijamin ramah dan asik diajak ngobrol. Meskipun kesibukannya melimpah saat ini. Karena menulis adalah passionnya setelah profesi utamanya yakni seorang dokter yang saat ini masih menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Farhan yang dikenal sebagai nama pena dokter Foramen, bisa disapa di 

FB :
Farhandika Mursyid

Twitter :
@FarhandikaM

Email :
farhandika@yahoo.com
farhanforamen@gmail.com

Line :
farhan.mursyid


Jangan lupa untuk melengkapi koleksi perpustakaanmu dengan buku kece ini yaa...
Semoga bermanfaat.


Salam hangat,







55 comments:

akuibubahagia said...

potensi paling gede emang dr ajakan teman ya teh. kalau iman lg oke mungkin bisa nolak. nah si iman sendiri naik turun. makanya emang ya penting banget pilah pilih teman

susie ncuss said...

aduh, dunia saat ini memang mengerikan ya teh.
bahkan sekarang yang disasar sama industri pornografi gak cuman remaja, bahkan sampe anak2 ya.
anak2 TK sama SD gitu. ngerii....

moga2 buku pencerah spt ini makin banyak ya.

Tian Lustiana said...

Penasaran deh sm bukunya. 😁

Aprillia Ekasari said...

Buku ini sepertinya cocok buat ortu yg anaknya udah mau aqil baliq ya mbak. Eh tapi buat emak yg punya balita pun cocok supaya bisa "memagari" anak di kemudian hari TFS

Herva Yulyanti said...

bagus bukunya hebatnya penulis mau berbagi pengalamannya bahkan memberikan solusi. pornografi mmg jd masalah y teh serem begini sbg ortu tugas kita untuk membentengi anak2 dr hal2 kek gini

Christanty Putri Arty said...

Berarti emang harus bisa mawas diri agar tidak mudah terpengaruh dan terkontaminasi dengan hal negatif di luar lingkungan

andyhardiyanti said...

Bagus nih bukunya :)
Pengen baca tapi masih banyak list buku yang udah kebeli tapi belum dibaca nih hihihi

amyzet said...

Jadi inget seminar bareng bu Elly n mumu dari kakatu :D

Efi Fitriyyah said...

Reviewnya renyah, jadi lapar *eeeh* Duh aku jadi keingetan belum update lagi resensi buku. Aku punya grup alumni Kuliah . Ada satu member yang suka ngacapruk' bahas yang omes (obrolan mesum). Aku tegur baik-baik dia malah ngebully aku -_-. Mentang-mentang senior. Keseeel. Mau keluar dari grup dicegah sama admin lain karena aku dibutuhkan. Akhirnya grup itu aku antepin aja.

www.faradiladputri.com said...

Wah, saya baru punya bayi laki-laki dan hal ini penting nih bagi ibu-ibu. Jaman sekarang sudah mulai sereeemmm.

lendyagasshi said...

Sabaar yaa, teh Efi.
Jadi orang baik banyak cobaannya.

KZL kalo liat orang yang gak mau berubah.

Rindang Yuliani said...

Bukunya edukatif sekali. Wajib dikoleksi oleh orangtua yg punya anak ABG. Salut sama penulisnya, bisa membahas hal tabu dari sudut pandang medis.

Dikki cantona said...

bahaya banget apabila konsumtif dalam porno grafi bisa merusak tubuh tuh klo menjadi konsuntif porno grafi. bukunya wajib dibaca nih

FaniaSurya said...

Pornografi itu memang bahaya banget buat anak2. Ajaran iman dan taqwa kudu penting banget nih diajarin sejak dini. Biar gak terjerumus ke hal2 negatif.

Nurul Fitri Fatkhani said...

Ngeri banget sama narkoba lewat mata ya..
Harus ekstra mengawasi anak-anak, karena ternyata bisa tertular dari pergaulan.

unggulcenter said...

Anak yang BLAST (A nya dua ya ternyata) akan berakhir dengan BABLAS yak. JAdi memang pelru banget untuk menghindari blast biar ngga bablas.

Tomi Purba said...

Pornografi itu tidak jahat asalkan kita mau memberikan edukasi dan jalan kepada anak² dan para pemuda utk tidak salah jalan.. jangan malah ditutup²i dan dijadikan hal yang tabu.

Seperti tv jaman skrg apa² di sensor/blur itu kan malah membuat semakin penasaran.. jaman dulu malah ada film komedi dewasa dan warkop DKI yang vulgar aja malah gak banyak kasus asusila

lendyagasshi said...

Jusru kalau menurut bukunya Farhan ini, mas Tom...film Warkop itu awal mula tonggak sejarah si pornografi masuk Indonesia. Selain lewat gambar diam semacam kalender yang fotonya ciwiciwi seksi.

Jadi bagaimana mengenalkannya?
Kenalkan pendidikan seksualitas sejak dini. Selain menanamkan adab dan akhlak pada anak.

**bahasannya jadi panjang.

Tukang Jalan Jajan said...

Belum Sempet membaca bukunya, tapi penting untuk disimpen dulu nih. siapa tahu ntar klo jalan lalu ketemu bukunya. beli ntar

Pertiwi Yuliana said...

Farhan memang dokter idolaku! Pas di grup lagi bahas bukunya Farhan, aku lagi gak nyimak. Alhamdulillah jadi tau lewat sini. Menarik sekali bahasannya. Hal yang sering dianggap gak pantas malah diangkat ke ranah luas. Fav!

Vitarinda said...

Wah bukunya seru!!! Thanks udh mengulas buku ini, bisalah buat belajar berkomunikasi apalagi ttg hal-hal yg kadang tabu. Btw header blognya lucuuuuuu sku mau dong yg kek gitu 😂😂😂

Jiah Al Jafara said...

Kalau ngilangin kecanduan emang agak susah. Tp bs diakali dg pengalihan, bykin aktifitas gitu ya

Btw, aku blm kelar bacanya. Jadi maluuuu

Perempuan Unik said...

Tema yg diambil menarik
Masalah kebanyakan anak muda

Ira Guslina Duniabiza said...

ga hanya buat anak muda apalagi remaja, Orang tua juga mesti baca. Karena adiksi akan pornografi ga mengenal usia. Kata orang mah cara paling mujarab melawan adiksi pornografi adalah jangan pernah sekali[un mencoba lihat ataupun intip karena candunya bisa membuat rasa ingin tahu menyala. Kembali dan kembali lagi.
\
Buku yang bagus dan berani.

William Giovanni said...

Buku yang menarik dan mengupas hal yang bagi sebagian orang hal yang tabu, tapi memang harusnya dibahas. Apalagi dampak-dampaknya yang ternyata negatif.

Perempuan November said...

aku jadi pengen beli buku ini mbak, pengen aku hadiahin ke seseorang, siapa tau hatinya tergugah setelah membacanya :)

Fika said...

Buku yang bagus ini len, btw itu skrg lg banyak game game macem choise, dll yg sering hilir mudik iklannya di fb. Itu jg ujung2nya pornografi.

Bisa ga ya kita blogger, bahas ttg game itu. . ajakan boikot gitu.

Oh iya buku fandy ini dijual bebas? Kalau boleh tahu berapaan ya harganya? Ada di gramed?

Farhandika Mursyid said...

terimakasih semuanya atas semua komentar baik dan positifnya! bisa dibeli melalui halaman situs resmi Indie Book Corner kok itu jika berminat. Hehehe.

Sepakbola Indo said...

Dimana bisa dpt buku ini iyaa???

Lidya Fitrian said...

Banyak orang yg menjauhi ya karena takut padahal orang kecanduan butuh bantuan untuk mengatasi masalahnya. Banyak anak stress sekarang apalagi tuntutan dair sekolah juga banyak, jadi harus banyak refreshing smabil menemani anak juga ya.

Irawati Hamid said...

Sebelum mencintai orang lain, kita memang mesti mencintai diri sendiri dulu yaa, Mba :)

Irawati Hamid said...

keren nih bukunya, cocok untuk remaja maupun orang tua yaa. jadi penasaran pengen baca juga deh :)

Arda Sitepu said...

Kecanduan pornografi itu bahaya banget beneran. Sedari dini sudah ngajarin anak2 edukasi dini masalah sex. Buku ini jadi rekomendasi yg bagus juga mba.

Ujame Gaja said...

Kemudahan untuk mengakses internet dijaman sekarang memudahkan juga pornografi hilir-mudik dilayar HP atau PC. Semoga adanya buku ini bisa jadi penyadar untuk mereka yang merasa kecanduan akan pornografi

Alley Hardhiani said...

Mulai sekarang aku juga udah mulai was-was nih. Mulai mikir gimana caranya caranya biar anak2 jangan sampai kenal sama pornografi. Tentunya harus ada sex education yang tepat buat mereka nih dan buat emaknya ini juga bukan hal mudah huhuhu...

Siska Dwyta said...

Efek kecanduan apalagi candu pornografi emang bahaya banget ya mbak. Buku yang bagus dan patut jadi bacaan buat anakanak muda yang terlanjur kena candu. Bahkan buat orang dewasa jg jika mengalami hal serupa, tidak ada salahnya membaca buku Ketika di dalam penjara ini.

Btw salam kenal n thanks for sharingnya mbak :)

Sri Al Hidayati said...

Ngerii, akibatnya bukan beres nikah selesai. Pasca menikah juga masih kecanduan. Ngerii apalagi klo dah punya anak cucu. Mudah mudahan kita terhindar dari penyakit zina mata ini. Aamiin

Mechta said...

Oh buku ini bersumber dari pengalaman pribadi sang penulis ya mba? Saluut..jadi pengen ngepoin akun2nya.. #eh..

Unknown said...

Aku penasaran sama jawaban2 ilmiahnya. :D

Indah Nuria Savitri said...

Banyak isu menarik yang dibahas ya mba.. asli jadi pengen baca bukunya langsung deeeh.

Jiah Al Jafara said...

Aku akhirnya udah kelar baca ini dan udah ngereview juga. Semoga dg ini banyak yng bisa keluar dari kecanduan pornografi ya

Jalan-Jalan KeNai said...

Serem ya kalau sampai kecanduan begitu. Tetapi, memang harus memilih lingkungan juga. Kadang-kadang suka ada aja teman yang mengajak nonton. Biasanya saat di usia remaja

nchie hanie said...

Ahh, jadi inget temennya kaka olip yang mengalami kecanduan gini, hiks kasian karena faktor keluarga .
Mau laah baca bukunyaaa... baguus tuh..

Hidayah Sulistyowati said...

Iyaaa, pornografi itu katanya kalo udah kecanduan bikin otak bagian manaaa gitu jadi rusak. Tapi masih bisa diperbaiki sih dengan terapi. Aku tuh wanti-wanti banget sama anak-anakku. Kalo masih kecil bisa lah diawasi setiap saat. Tapi karena udah. dewasa, jadi harus kasih kepercayaan, meski tetap aja mengingatkan bahayanya melihat pornografi

Shifu said...

Baru tahu nih mbak bukunya bookmark ah memang yah zaman sekarang harus bena-benar aware banget

Istiadzah said...

Wah ternyata buku lama ya. menarik juga isinya. Btw sekarang Farhannya udah lulus kali ya? Btw, menanggapi yang mau mengakui kalau sudah kecanduan, itu memang susah ya. Mana ada yang mau ngaku, pasti malu. Tapi sebaiknya kalau sudah mengakui, harus dirangkul supaya mereka nggak merasa terpojok. :)

Rizka Edmanda said...

Ngerri juga ya jaman sekarang banyak anak dibawah umur kecanduan pornografi kan baru tau ada istilah blast ini, harus dijaga janhan sampe anak kita masuk dalam kategori tersebut

Uniek Kaswarganti said...

Menarik sekali nih pembahasannya, terutama untuk orang-orang yang berada di luar lingkaran pecandu pornografi. Pasti dalam persepsinya hanya ada hal negatif terhadap pecandu tersebut. Malah jadi kurang terpikirkan gimana cara menanggulanginya.
Bagi orang tua juga penting untuk tau ya, agar bisa menghindarkan anak dari pengaruh pornografi ini. Semoga anak kita semua terhindar dari hal2 yang demikian.

Nyi Penengah said...

Ngeri banget ya kak, sosial media dan internet sekarang sysud makin mudah diakses, harus bisa mengedukasi generasi muda saat ini dari pergaulan bebas san pornografi

Kurnia amelia said...

Racun banget ya kalau udah kena pornografi jadi ketagihan dan bikin rusak otak semoga kita jauh2 deh dari pornografi.

Elly Nurul said...

Memang ya apapun kondisi kita harus dijalani dengan happy.. jika kita menjalankan semuanya dengan happy inshaAllah nilai positif ajan terus berada disekeliling kita untuk menghasilkan sesuatu yang positif juga seperti menghasilkan sebuah buku

Ainhy Edelweiss said...

Waah mau dong kak baca bukunya, ini sudah ada belum yah di app i Jakarta, bener banget nih pornografi harus dihindari apalagi membahayakan otak

April Hamsa said...

Kok ngeri ya, ceritanya berawal dr kebosanan. Krn itulah sebaiknya anak2 yang menginjak remaja dewasa gtu dikasi banyak kegiatan kali ya mbak, biar enggak sampai kenal dan terjebak pornografi. Katanya sih memang lbh susah nyembuhin pornografi ketimbang narkoba, katanyaaaa

Lubnah Lukman said...

pernah baca bahwa pornografi memang bikin tagih karena dia menyerang otak yang sama dengan narkoba, duhh sedih yah mba jika ada orang2 sekitar kita yang demikian, antara kita takut deketin bukan karena jijik sama mereka tapi kitapun takut ikut masuk kedunianya...

Farhandika Mursyid said...

Bagi yang sudah berkomentar sebelumnya, terima kasih. Buku "Ketika Di Dalam Penjara" sudah tidak dijual lagi. Namun, akan ada versi serupa dalam bentuk novel. Sedang dalam pengerjaan konsep, insya allah akhir tahun ini.

Post a Comment

 

Bacaan lendyagasshi Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review