Wednesday, February 13, 2019

Gadis Penjual Korek Api

Posted by lendyagasshi at 2:12 PM
Bismillah,


Menghadapi jalanan padat merayap itu sudah makanan aku setiap hari, sahabat
lendyagasshi... Karena memang waktu pulang anakku yang pertama bertepatan dengan jam pulang kerja. Jadi bisa dibayangkan yaa..
Pergi - pulang dalam keadaan macet. Dan memang daerah rumahku adalah daerah perumahan, yang selalu macet, tidak hanya di rush hour, tapi kalau sedang gak beruntung, gak rush hour pun macet. Sediih banget yaah...

Hahaha....
Engga laah... Aku suka kok sama rumahku yang sekarang. Lingkungannya enak banget... Sehat untuk tumbuh kembang anak-anak.

Mampir juga ke sini yuuk...



Mendadak saat perjalanan pulang, yang seperti biasa...diwarnai dengan peperangan antar kendaraan, aku jadi ingat kisah ❝Gadis Penjual Korek Api❞. Awalnya karena kakak memintaku untuk ngebut saat berkendara. Dan aku hanya bisa menjawab "Gimana bisa ngebut, kakaaa....di depan Mama mobilnya penuh banget..."

Mampir ke sini juga yaa...



Kakak ingin lebih cepat sampai di rumah, karena lapar beraaat...
Biasanya, bekal jajanannya masih ada di dalam tas. Entah karena hari ini bekal pizza, jadi uda ludes duluan saat di sekolah. Dan parahnya, aku hari ini lupa bekelin kakak minum. Yaah...😓

Untuk menghibur mereka (kakak dan Hana), aku mengeluarkan jurus story telling. Dan berceritalah mengenai Gadis Penjual Korek Api.




Judul : Gadis Penjual Korek Api
(The Little Match Girl)
Penulis : Hans Christian Andersen
Jumlah Halaman : 60 halaman bergambar
Penerbit : PT Bhuana Ilmu Populer
Tahun terbit : Indonesia, 2009
ISBN 13 : 978-979-074-020-4


Kisah pilu yang disampaikan oleh penulis asli, Hans Christian Andersen ini terinspirasi dari kehidupan pribadinya. Saat beliau sangat merindukan neneknya yang telah meninggal, maka terciptalah kisah Gadis Penjual Korek Api.


Malam ini adalah malam tahun baru.
Saat salju turun dengan lebatnya, seorang gadis kecil berjualan korek api di jalan yang dingin.

"Korek api....
Korek api, korek api....Ayo beli korek api..."


Tapi,
semua orang membungkuk dan berjalan dengan tergsa-gesa melewati gadis penjual korek api itu.

"Nyonya,
ayo belilah korek api."

"Aku sudah punya banyak korek api di rumah."


Salju turun makin lebat. Angin dingin berhembus makin kencang.

"Brr...dingin sekali.
Sebaiknya aku pulang. Tapi....kalau aku tiba di rumah tanpa menjual sebatang korek api pun, Ayah pasti akan memukulku..."

Gadis penjual korek api meniup-niup tangannya yang merah membeku dan berjalan dengan cepat.



Bagaimana Hans menggambarkan suasana dan dialog antar tokoh tak bernama ini meluaskan imaji anak-anak saat membaca. Meskipun, buku yang kami baca dilengkapi dengan ilustrasi keren.


Bagaimana yang terjadi selanjutnya?
Tentu sahabat lendyagasshi sudah sangat familiar yaa... Dan Hans menceritakan kisah ini dengan amat menyedihkan. Bagaimana konflik demi konflik mendera si gadis penjual korek api.. 
Dari mulai ia harus kehilangan sebelah sepatunya, lalu ia begitu gigih mencari sepatunya yang hilang tersebut karena itu satu-satunya peninggalan dari Ibunya, sampai pada akhirnya, sang gadis merasa pada titik ia harus menghangatkan badannya yang sudah sangat kedinginan sembari membayangkan apa yang paling ia inginkan saat itu...


Bayangan makanan berkelebat saat korek api dinyalakan satu demi satu. Dan pada beberapa kobaran api terakhir, sang gadis sangat bersuka cita karena yang dilihatnya adalah sang nenek yang sudah lama meninggalkannya. Sang nenek pun mengajak sang gadis untuk pergi ke surga bersamanya. Karena di surga nanti, ia tidak akan merasakan kedinginan, kesakitan dan yang pasti, akan berkumpul bersama Ibunya.

Sang gadis yang tak mau ditinggal sendiri lagi pun segera menyambut uluran tangan sang nenek. Hingga pagi menjelang dan matahari mulai tampak bersinar, warga kota melihat ada seorang anak yang terduduk bersandar di dinding sebuah bangunan. 


Mata gadis penjual korek api itu terpejam, terlihat seperti sedang tidur. Pipinya pucat, tapi bibirnya tersenyum.

.........



Endingnya ini membuat anak-anak merenung...
Tidak diceritakan secara gamblang bahwa sang gadis penjual korek api meninggal, sehingga bagi anak seusia Hana (5 tahun), cerita ini berakhir bahagia.




Hans Christian Andersen adalah penulis buku anak yang terlahir dari keluarga sederhana. Bahkan hidup Ibunya dulu berasal dari keluarga miskin. Setelah menikah dan memiliki Andersen, sang Ibu selalu mengatakan bahwa Andersen adalah anak yang istimewa.

Ide-ide menulisnya kerap hadir saat ia sedang dimana saja. Bahkan saat Andersen sedang mengumpulkan biji gandum di kebun tuannya.

Bukan mendadak sukses, namun Andersen melewati waktu demi waktu sulit. Diejek, diremehkan bahkan dikatakan bodoh karena tidak bisa mengeja dengan baik, namun tetap saja menulis.

Dan di sinilah peran seorang Ibu yang selalu hadir ketika Andersen butuhkan. Ibu malah mengajak Andersen kecil ke kebun bunga. Di sana banyak tumbuh bunga-bunga nan indah. Lalu Ibu Andersen berkata 

Andersen, bunga yang mekar ini cantik yaa...
Tetapi, di samping bunga ini ada tumbuhan yang masih amat kecil, bukan?
Tumbuhan ini masih belum  sempurna, coba lihat...
Betapa hijau dan mudanya.
Jika sudah tumbuh, pasti akan berkembang dan menjadi sekuntum bunga yang cantik.
Andersen,
kau ini tumbuhan kecil ini. Yang entah kapan, pasti akan tumbuh dan mekar menjadi bunga cantik.
Kemudian,
dengan sinarmu nanti kau akan membagikan kebahagiaan kepada banyak orang di dunia.
Iya kan?
Jadi, bersemangatlah Andersen
.


Maka,
tak ayal bahwa kisah anak-anak yang diciptakan oleh Andersen tak jauh-jauh dari impian, harapan dan sikap pantang menyerah.


Semoga kita bisa belajar dari kisah anak dan keteladanan seorang Ibu yang hebat.
Apakah sahabat lendyagasshi membaca buku anak dan masih terkenang hingga kini?

Boleh share di kolom komentar yaa...
Haturnuhun.



Salam literasi,


32 comments:

rianandini said...

Saya baru tahu kalau cerita ini endingnya sedih. Kasihan ya (jadi baper)

susie ncuss said...

cerita gadis penjual korek api ini udah lama banget didengar dan selalu sedih kalau inget endingnya
T>T

Bibi Titi Teliti said...

Wah, HC Andersen favorit aku banget tuh waktu kecil,
Gedean sedikit merambah ke novel Enid Blyton yang lima sekawan atau asrama Malory Towers dan St Clare hehehe.

Jadi kangen baca2 buku zaman dulu nih :))

Hidayah Sulistyowati said...

Ihhh aku kok lupa ya ending dari cerita Gadis Penjual Korek Api. Dulu waktu masih anak-anak, aku baca ini sampai berkali-kali, dan merasa jadi dia, hikss

Elly Nurul said...

Aku suka.. ini pernah ada filmnya deh kalo ngga salah hehe.. temen aku waktu kecil banget ini.. baca tulisan ini jadi kembali mengenal masa kecil.. dan jadi inget cinderella dan kawan-kawannya.. sekarang sudah jarang ya film yang mengangkat kisah kisah seperti gadis penjual korek api gini.. padahal kalo ada lagi pasti laris manis

Jiah Al Jafara said...

Aku belum benar2 baca soal Gadis Penjual Korek Api ini, tapi memang kisahnya sedih. Kalau buku cerita anak yg terkenang, aku lupa judulnya tapi itu kisah anak perjualan goreng pisang yang akhirnya sukses

Yulia said...

Leen.. Teteh jadi mengenang lagi, kapan baca cerita buku gadis korek api ini, rasanya lama banget hihihi. Tapi tetehmah tiap malam masih diusahakan baca buku cerita sebelum anak tidur, tapi cerita2 ringan saja, kayaknya kisah2 gitu lah

Dian farida ismyama said...

Sedih banget Mbak ceritanya. Aku baru ngeh kalau akhirnya meninggal dunia

Dewi Sulistiawaty said...

Ah kisah Gadis Penjual Korek Api ini kisah legend banget nih. Aku suka bacanya walo ending-nya bikin sedih :(

Jalan-Jalan KeNai said...

Banyak cerita karya Hans Cristian Andersen yang saya baca saat masih kecil. Salah satunya tentang gadis penjual korek api ini. Hebatnya, cerita-cerita tersebut masih melekat kuat di ingatan

Lidya Fitrian said...

Gakkebayangkehilangan sepatu di tengah cuaca yang dingin apalagi bersalju. Aku baca buku anak tapi bukan komik, pada dasarnya suka yg banyak tulisannya bukan gambar. Duh aku belum pernah baca buku gadis penjula korek api ini, mau cari ah di toko online

Utie Adnu said...

Dulu lihat filmnya aku smp Nangis kasihan ya,,untuk novelnya justru aku Blum baca mau beli bust anakku nih

Cindy Vania said...

Aku suka banget sama cerita gadis korek api. Dulu pas jaman belom paham, aku mau punya koreknya. Tapi buat apa kalau aku harus kedinginan ��

Btw tahu ending sebenernya itu dari mana sih mba? Semacam disney princess yg ending aslinya sangar2 gt kan

Inda Chakim said...

Ada mbk, judulnya rosy klik dan bun. Ceritanya ttg persahabatn manusia dengan hewan. Tp sayanganya, buku cerita favorit aku itu hilang entah kemana. Udh aku carik tapi tak kunjung ketemu. Hiks

Dian Radiata said...

Ini dongeng dari jaman aku SD, dan sampe sekarang aku masih tetep suka. Aku suka ama karya-karya HC Andersen. Juga Enyd Blyton. Karya-karya mereka itu yang nemenin masa-masa kecilku dulu

Nyi Penengah said...

Mba Lendy, manasin lagi ih dengan bacaan baru. Aku belum kelar-kelar ini. AKu suka banget baca dongeng macem ini Mba Lend, lebih menghibur kalo kataku hahaha

Rani Yulianty said...

Aku selalu nangis kalau baca dongeng Hans Andersen, kisahnya selalu mengharu biru, baru tahu kisah kecil beliau, salut dengan sang ibu, semkga bisa mencontoh beliau dalam mendidik anak sehingga bisa mengembangkan potensi anak menjadi anak yang mampu mengembangkan ide dan bakatnya

Nabilla DP said...

Aah aku jadi inget masa kecilku duluu. Kalo aku dulu sukanya baca2 bukunya Enyd Blyton mba. Sekarang buku2nya masih dicetak ulang, lho.

Ainhy Edelweiss said...

kayaknya aku pernah nonton ini, tapi dimana yah. Yang jelas ending si gadis penjual korek api sukses bikin aku nangis, hiksss

S. Fauzia said...

Whoaaaa kaka minta mama ngebut. Hihi

Anyway, aku pernah baca kisah ini mba. Kisah yang bisa kita ambil hikmah dan pelajarannya.

Banyak buku anak yang pernah dulu dibaca dan terkenang sampe sekarang.

Noorma Fitriana M. Zain said...

Baca judulnya aku langsung inget banhet sama ankkku yang suka nonton yutub tmcerita tentang gadis penjual korek api. Aku ga tahu kalo aea bukunya

Indah Nuria Savitri said...

It is one of the classic stories that I love so much but unfortunately it has a very sad ending. But indeed we learn a lot from it

Uniek Kaswarganti said...

Bacaanku pas kecil nih Gadis Penjual Korek Api. Tapi aku ngenes sih baca ini. Bocah sekecil itu harus menghadapi derita yang menurutku sudah terlalu berat.

Tapi kepiawaian HC Andersen memang tak diragukan lagi. Banyak sekali kisah kesukaanku hasil karyanya seperti Si Jubah Merah. Gadis pintar yang mengelabui serigala. Favorit aku banget tuh karena happy ending ;)

Rhoshandhayani KT said...

Oooh, aku baru tau ceritanya, hehe. Dulu cuma tau judulnya aja, terus kucuekin. Tapi hmm aku gak begitu tertarik sih. Apakah indra perasaku kurang peka? Hahaha

Jiah Al Jafara said...

Aku pernah bikin ff dari Gadis Korek Api ini. Buku anak pun baiknya juga gak serem2 ya Mbak Len

Tukang jalan jajan said...

Buku yang paling sering aku denger ceritanya sekalian juga seringa aku ceritakan kembali. beberapa film nya jugaada dalam beberapa versi plus dijadikan inspirasi buat film

Sally said...

Hans Christian Andersen, pengarang favorit aku. Cerita2nya selalu seruuu....

Liza-fathia.com said...

Aku sering banget dengar cerita ini mba lendy,berdua anakku. Belum baca bukunya sih

Oky Maulana said...

bacaaan waktu aku kecil, jadi mendadak nostalgia ih jadinya nih hahahaha

April Hamsa said...

Eh ternyata ini ada bukunya ya? Kyknya aku beberapa kali liat film animasinya gtu zaman pas msh kecil dulu.
Kalau ingat HC Andersen emang sellau ingat cerita2nya yang menarik ya mbak? Jd kangen masa kecil :D

Noni Rosliyani said...

Khas banget ceritanya Hans Christian Andersen. Cerita2 rakyat dari Denmark emang beda banget sama khas Disney yang serba happy ending. Kalau di Denmark, cerita anak2 mereka apa adanya. Sad ending sudah biasa. Supaya anak2 tahu bahwa kehidupan tidak selalu membahagiakan.

Herva Yulyanti said...

teh di youtube mah ceritaiinya meninggal kasian sedih liatnya sama Neyna makanya ini jg bisa jd bahan belajar berbagi y teh bwt anak

Post a Comment

 

Bacaan lendyagasshi Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review