Saturday, February 12, 2022

Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 6

Posted by lendyagasshi at 6:12 PM

Bismillah,


Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 6.
Hola sahabat lendyagasshi.


Dijelaskan dalam bab 6 yakni bab terakhir dari Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan oleh sudut pandang penulis yang melihat keseharian Dokter Tsuneko. Sang penulis yang juga berprofesi sebagai psikiater adalah "murid" sekaligus orang yang kagum dengan Dokter Tsuneko.

Penulis Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan adalah Hiromi Okuda. Pertemuan dengan Dokter Tsuneko saat sedang bertugas di salah satu rumah sakit di perfektut Nara. Di sini, Sang Penulis sedang mengalami kegundahan hati dengan masalah keluarga, dimana ia sedang menjalani pelatihan hospis, namun terpaksa berhenti karena hamil dan memiliki anak. 

Setelah memiliki anak, tentu merawat dan membesarkan. Kegalauan yang sama ketika kita memiliki anak dan dituntut untuk tetap bisa kembali di dunia kerja. Kegundahan lain adalah Sang Penulis bertugas di bagian manula, dimana bagian ini bersebelahan dengan bagian sakit jiwa.

Lalu Dokter Tsuneko berhasil meyakinkan Sang Penulis untuk menjadi seorang psikiatri saja, karena akan banyak pengalaman-pengalaman hidup yang bisa diambil dari merawat orang lain dari sisi kejiwaan. Dan Sang Penulis pun setuju.

Resensi dan quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan



Setiap Masalah Pasti Bisa Diatasi

Ketika kita melihat masalah orang lain yang lebih rumit, lalu kita menjadi tersadar bahwa masalah yang kita alami itu tidaklah sulit. Sehingga, kita bisa menjadi lebih bersabar dalam menjalani fase-fase tersebut.

 

Sebagian besar masalah pasti bisa diatasi.
..Mungkin kesusahan saya bukanlah hal yang besar

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 127

 

Selama bisa makan dengan kenyang, tidur dengan aman dan punya pekerjaan yang bisa menghidupi kebutuhan paling minimal, maka semua akan baik-baik saja. Kalau pun sesekali ada hal yang tidak baik, maka tak perlu dipikirkan terlalu dalam.

Jangan menyia-nyikan waktu untuk memikirkan hal yang di luar kuasa kita. Jangan ngotot untuk urusan yang tidak sesuai dengan pikiran dan kendali kita. Hal yang tak perlu dipikirkan, terlalu jauh berpikir dan terlalu memperbesar kekhawatiran akan memiliki perasaan bahwa kita menjadi manusia paling sengsara.

Jika terpuruk akan suatu hal, selalu katakan bahwa "Jangan terlalu khawatir, semua bisa teratasi." Dan entah mendapatka kekuatan dari mana, maka Sang Penulis akan bisa bangkit kembali dan mencoba lagi.


#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day11

 

Membatasi Diri Sendiri dengan Kehidupan Orang Lain

Ketika kehidupan yang kita jalani dibandingkan dengan orang lain, maka itulah yang menjadi sumber ketidakpuasan. Misal, teman satu sekolah saya sudah punya hal ini dan aku baru segini. Hal-hal seperti itu yang membuat hidup menjadi beban dan terasa stres.


Orang lain punya kehidupannya sendiri dan saya punya kehidupan saya sendiri.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 130


Maka, jadilah orang yang merasa cukup dalam hidup. Dan kebahagiaan akan diperoleh. Tidak perlu mengejar keinginan ingin barang mahal, makan di tempat bagus dan target hidup yang tinggi. Cukup syukuri apa yang ada, saat ini.

Pesan Bijak Dokter Tsuneko, Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan
Sang Penulis bersama Dokter Tsuneko

#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day12

 

Menjaga Jarak dengan Orang Lain

Jika ingin memiliki hubungan yang tenang dengan orang lain, maka setarakanlah diri dengan orang lain. Jangan ada perasaan suka atau tidak suka. Sehingga orang pun merasa nyaman berinteraksi dengan karakter orang seperti ini.

Bila ada kecenderungan perasaan suka atau tidak suka, maka inilah yang menyebabkan kita merasakan malas untuk berangkat kerja, malas untuk bertemu orang dan akhirnya menimbulkan stres. Jadi, bagaimana untuk menghindari memiliki perasaan suka atau tidak suka terhadap orang lain?

Jangan menjalani hubungan yang terlalu dekat.

Karena setiap orang memiliki sisi baik dan sisi buruk. Ketika hanya mengetahui sisi baiknya, maka hubungan akan berjalan baik dan menyenangkan. Namun, ketika mengetahui dan bersentuhan dengan sisi buruk orang lain, maka hal yang terjadi adalah kita merasa marah, sedih bahkan kecewa.

Agar tidak mengetahui hal-hal tersebut, maka ciptakanlah batas dan garis yang tegas.


#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day13


Pada Dasarnya Manusia Hidup Sendiri

Di catatan sebelumnya, Dokter Tsuneko menggambarkan bagaimana pribadi manusia terhadap lingkungannya yang sangat membatasi dan tidak terlalu bergantung dengan orang lain. Bahkan Dokter Tsuneko menjelaskan bahwa kepada anak pun, ketika mereka sudah berumah tangga sendiri, beliau tidak lagi ikut campur perihal kehidupan anak dan keluargnya.

Namun di era modern seperti saat ini, orang merasa tergantung dengan orang lain dan takut dengan kesendirian. Bahkan berlomba-lomba menjadi populer agar memiliki banyak teman. Dan ini meningkatkan stres karena menerima hubungan di luar kemauan.


Ketakutan yang amat besar akan kesendirian menciptakan penderitaan akibat kompromi dan menyesuaikan diri demi menyenangkan orang lain secara berlebihan.

Selalu berhubungan dengan orang lain membuat konflik dan ketidakpuasan terus muncul.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 136


Jika menginginkan hubungan manusia lebih baik, maka hargai waktu untuk diri sendiri.


#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day14


Hargai Momen Masa Kini

Bab ini yang aku paling nantikan dari sepanjang Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan. Karena aku merasa bahwa perlu penguatan akan diri sendiri mengenai menikmati hidup masa kini, jangan lagi melihat masa lalu apalagi berangan untuk masa depan.

 

Ada banyak dokter yang merawat pasien, tapi bagi anak-anak hanya ada satu Ibu.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 137


Betul sekali untuk tetap menguatkan hati seberapapun besar dan pentingnya karir Ibu di luar rumah, namun perannya sebagai seorang Ibu di dalam rumah, tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun dan oleh uang seberapapun besarnya.

Jika orangtua memberikan cinta yang cukup kepada anak, maka secara alamiah anak-anak akan mandiri dan menjauh. Jadi, coba kesampingkan dulu pengembangan karir dan pengembangan diri, cukup fokuskan pada keluarga, terutama anak. Karena kerja yang berkah adalah ketika bekerja, hati merasa aman dan nyaman, jauh dari pikiran khawatir terhadap keadaan di rumah.

 

Buah kehidupan tidak bisa didapat dalam waktu singkat.
Tiap-tiap orang memiliki hal yang seharusnya dihargai dalam setiap momen hidupnya.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 138


#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day15


Sekian catatan penting ulasan buku dari Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan dari bab 1-6. Untuk resume dan resensi buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan akan aku tulis di blog 

https://www.lendyagasshi.com


Silakan mampir jika ingin mendapatkan resume dan resensi dari 6 bab. Tapi saran aku, baca buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan ini akan sangat membantu bagi diri yang sedang merasa membutuhkan asupan vitamin yang bernama kebijaksanaan hidup. Karena, hidup masa kini yang begitu hectic di dunia maya hingga terlupa dengan yang ada di hadapan kita.

Penting,
Untuk menurunkan standart terhadap hal-hal tertentu dahulu untuk saat ini. Mengikuti perkembangan anak dan apa yang kita lakukan saat ini sudah cukup baik. Tidak ada gunanya terus merasa tidak cukup dengan nikmat yang ada.


Meski penulis buku ini orang Jepang, namun point-point rasa bersyukurnya seperti yang dalam agamaku ajarkan. Semoga kita semua bisa menjadi orang yang senantiasa merasa cukup dengan segala hal yang hadir di kehidupan.

 

Semangat Membaca, sahabat lendyagasshi.


With love,



0 comments:

Post a Comment

 

Bacaan lendyagasshi Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review