Wednesday, February 9, 2022

Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 5

Posted by lendyagasshi at 3:13 PM

Bismillah,


Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 5.
Hola sahabat lendyagasshi.

 

Kini, sudah mencapai di bab 5 dalam buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan karya Dokter Tsuneko yang merupakan psikiater sebuah rumah sakit Nara Medical University hingga kini usia beliau 85 tahun. Banyak sekali insight yang bisa aku peroleh ketika membaca buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan.

Untuk review dan resensinya, bisa dibaca di artikel sebelum ini yaa..
Kini di bab 5 Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan menceritakan mengenai bagaimana menjalani hidup secara seimbang. Apakah tidak masalah ketika banyak pekerjaan yang dikerjakan dalam satu waktu, namun hasilnya kurang memuaskan?

Mari kita simak insight menarik dari Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan berikut ini

Resensi Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan



Pembelajaran Mengenai Hidup

Mengapa mengerjakan segala sesuatu harus sesuai dengan yang diidam-idamkan.
Untuk siapa?

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 98

 

Kalau dipikir-pikir yaa.. ingin menjalani hidup yang tanpa tekanan dan beban pikiran, memang harus meletakkan segala sesuatu pada porsinya. Kalau butuh perfect, misalnya untuk kepentingan lomba atau bekerja dengan orang lain, yang melibatkan banyak kepentingan, mungkin menjadi sempurna ini penting.

Tapi selama target yang ditetapkan untuk menjalani keseharian, alangkah lebih baiknya menurunkan target agar hidup terasa berjalan lebih ringan.


Tidak masalah jika tidak memuaskan, toh di dunia ini tidak ada yang sempurna.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 98

Ada banyak orang yang tampak sempurna, namun kita tidak pernah tahu ketika mengetahui kondisi sebenarnya. Karena tidak semua hal bisa berjalan dengan sebagaimana harapan kita dan kita tidak bisa mengubah itu. Hal yang perlu dilakukan adalah mengusahakannya dengan maksimal dan sepenuh hati.


...daripada frustasi mencari kesempurnaan, lebih baik terus melanjutkan meskipun kondisi sedang tidak bagus.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 99


#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day04


Hal yang Utama Adalah Kedamaian dalam Rumah Tangga

Menurut Dokter Tsuneko, ketika rumah dalam keadaan kacau, tegang dan kondisi tidak jelas, maka itu akan mengganggu pertumbuhan jiwa anak-anak. Anak-anak yang tumbuh di tengah pertengkaran orangtua secara terus-menerus dan hubungan mertua menantu yang terus memanas, akan mengalami masalah kejiwaan, seperti tidak ingin bersekolah atau melakukan tindakan buruk.

Utamanya adalah kondisi Ibu. Jika kondisi Ibu sehat dan bahagia, maka semua kondisi kejiwaan anak dan keluarga pun menjadi tenang dan terkendali. Alih-alih meributkan hal yang tidak bisa diubah, Ibu harus bisa membuat suasana mennjadi tenang.


Ketika tidak ada pilihan dan satu-satunya jalan adalah menjalani, maka semua masalah akan teratasi.
Namun ketika manusia dihadapkan dengan banyak pilihan, maka ia akan terus saja mencari jalan lain.

...dan ternyata, manusia itu bisa.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 102


Perasaan akan menjadi lebih ringan ketika kita mulai belajar menerima apa yang harus dijalani. Tidak perl membandingkan keadaan kita dengan keadaan di keluarga lain. Asalkan kita sudah melakukannya dengan maksimal, maka apapun hasilnya, terimalah dengan hati yang lapang.

Akan lebih penting bagi pertumbuhan anak, jika orangtua berada di samping anak dengan senyuman dan kegembiraan.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 103

 

#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day05

 

Dalam Hidup Ini Ada Masanya Untuk Bersabar

Bila merasakan hidup ini berat untuk dijalani, maka cobalah untuk membuatnya dengan tenggat waktu. Misalnya, ketika merasa anak-anak sangat rewel saat bayi, maka buatlah timeline bahwa ketika mereka sudah mampu diajak berkomunikasi dengan baik, maka segala kerewelan itu akan sirna.

Maka dengan menetapkan tenggat waktu tersebut, kita bisa dengan mudah mengatakan kepada diri sendiri untuk tetap bersabar dan menunggu sedikit lebih lama lagi.

Sama seperti yang dikisahkan Dokter Tsuneko yang sudah lelah dengan kebiasaan minum suaminya. Semua gaji dan uang akan dengan mudah beliau habiskan untuk minum dan bersenang-senang dengan temannya, hingga tak jarang uang untuk keluarga sudah tidak ada lagi. Dan inilah yang menjadi alasan Dokter Tsuneko untuk tetap bekerja.

Satu hal yang senantiasan Dokter Tsuneko katakan bahwa "Saya akan tetap menjadi suami-istri hingga pernikahan kedua anak saya dilakukan. Saya akan bersanding berdua dan menyambut para tamu."

Dengan adanya target seperti ini, Dokter Tsuneko merasa ketika masalah terjadi, maka diingat-ingat lagi goalsnya dalam hidup. Maka, perceraian pun bisa dihindarkan.

Alih-alih memikirkan cara untuk menahan perasaan, Dokter Tsuneko menyarankan untuk memikirkan bagaimana agar terasa lebih ringan sekaligus bersabar. Dan hidup dengan memiliki target itu ternyata lebih membuat semangat menjalaninya daripada hanya melewatinya dengan biasa saja.


Menjalani hidup tanpa target itu tak terasa membuat kita menjalaninya dengan lambat.
Coba buat target setiap hari, seperti "Hari ini saya akan menyelesaikan ini."

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 105

 

Ketika ada masalah, maka biasakan untuk bisa memilahnya sesuai dengan keberadaan kita. Misalnya, masalah rumah tangga, maka jangan dibawa-bawa sampai kantor. Begitupun sebaliknya. Maka, hal yang perlu dilakukan adalah menyediakan waktu untuk bersosialisasi dengan baik kepada lingkungan.


#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day06

 

Mendidik Orang Lain Pada Akhirnya adalah Mendidik Diri Sendiri

Hal yang paling terasa adalah ketika memiliki anak. Ada hal-hal dimana yang tak sejalan dengan kenyataan, tak sesuai dengan keinginan, kejadian tak terduga dan banyak rasa yang dialami dari mulai khawatir, sedih, marah, dan sabar.

Pada akhirnya, mendidik orang lain adalah mendidik diri sendiri. Karena sejatinya, tidak ada seorang pun yang suka diingatkan dengan kata-kata verbal. Kata-katanya yang tulus dari dalam lubuk hati-lah yang bisa menggerakkan hati seseorang.


...untuk mengubah anak-anak, kita harus mengubah diri sendiri terlebih dahulu.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 108

 

Intinya sama saja. Ketika ingin menggerakkan hati orang dewasa dan anak-anak. Ada orangtua yang memutuskan untuk tidak memiliki anak, itu boleh saja. Namun, tidak akan memperoleh pengalaman membesarkan anak, yang merupakan pengalaman terbaik.

Solusi Menjadi Dewasa dengan bijak
 

Proses membesarkan anak adalah proses kehidupan yang mengharukan. Dari mulai bayi yang hanya bisa menangis, berguling hingga akhirnya merangkak dan berdiri. Diperlukan sebuah usaha yang berbeda mengenai pembelajaran hidup. Proses ini akan mendewasakan diri.


#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day07

 

Seni Membesarkan Anak

Kebanyakan orangtua membesarkan anak karena anak orang lain melakukan hal yang lebih baik, maka kita kerap meniru hal-hal tersebut. Namun akan merasa terpuruk ketika standar-standar yang ada di masyarakat tidak terpenuhi.

Menurut Dokter Tsuneko, membesarkan anak itu bukanlah sebuah teknik, namun seni. Orangtua tidak perlu menyesuaikan diri dengan yang berlaku di masyarakat dengan impian anaknya memiliki capaian A, B dan C. Cukup membesarkan anak dengan memikirkan dan melakukan dari hati, demi memenuhi kebutuhan masing-masing anak, demi kebahagiaan anak. Anak-anak akan menangkap pesan kasih sayang tersebut.

Meski waktu yang dimiliki tidak banyak bersama anak-anak karena bekerja, tidak mengapa. Yang penting sebisa mungkin hadir penuh untuk anak semisal mereka membutuhkan telinga untuk didengar, memasakkan makanan sebisa mungkin dan berdiskusi akan suatu hal dengan sungguh-sungguh.


Sebanyak apapun waktu dan usaha yang dicurahkan, sebanyak apapun uang yang diberikan, anak-anak akan merasakan jika itu dilakukan demi gengsi dan pergaulan orangtua, bukan sebuah ketulusan dalam membesarkan mereka.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 111


Bila ada anak yang tidak berbakti, maka hal pertama yang harus dikoreksi adalah "Memangnya didikan siapa?". Karena tidak ada anak-anak yang minta untuk dilahirkan. Ketika kita memutuskan untuk menikah dan punya anak, berarti siap juga dengan segala konsekuensi yang dibawanya. Kasih sayang harus dicurahkan ketika memutuskan untuk memiliki anak.


Kesadaran untuk tidak menyalahkan orang lain akan membuat manusia menjadi lebih besar?
Sikap bertanggungjawab pada hidup kita sendiri pada akhirnya diperlukan dalam menentukan apakah kita bisa menjalani hidup seperti yang diinginkan?

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 112


maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day08


Jangan Menghambat Kemandirian Anak

Ada orangtua yang menghalangi anak, karena sikap dan perbuatannya tidak pernah membiarkan anak berkembang dengan pemikirannya sendiri. Idealnya, anak-anak usia SMP sudah bisa berpikir baik-buruk untuk dirinya sendiri dan saat memasuki pubertas, maka disinilah kemandirian itu dimulai.

Mereka bisa memutuskan sendiri tanpa harus orangtua ikut campur tangan. Mereka sudah memiliki pendapat sendiri dan caranya sendiri. Itu sangat alami. Namun apa yang terjadi jika orangtua menghambat kemandirian anak?

Orangtua akan selalu intervensi dalam pendapat anak, keputusan anak dari mulai fasa baligh hingga telah menikah. Ini membuat anak kehilangan kepercayaan atas dirinya sendiri.

Namun, benar adanya jika mereka belum bisa mengambil keputusan karena itu hal baru, orangtua bisa membantu mengarahkan dan mengawasi. Namun, seiring dengan pertumbuhan mereka, maka orangtua harus tega melepaskannya sedikit demi sedikit agar mereka tidak berhenti bertumbuh.

 

Ketika anak saya menikah, maka itu artinya saya sudah menyerahkan anak saya kepada menantu saya.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 115


Ketika anak-anak sudah berkeluarga, maka ada banyak hal yang tidak perlu lagi orangtua ikut campur tangan. Seperti yang dialami Dokter Tsuneko ketika anak pertamanya telah menikah. Maka Dokter Tsuneko tidak akan pernah ke rumah anak tanpa ijin, tanpa diundang. Pun ketika menantu memberikan makanan, maka terimalah dengan rasa syukur sambil berucap terima kasih.


#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day09

 

Tidak Masalah Mati Sendirian

Kebanyakan orang berpendapat bahwa mati dalam keadaan sendirian itu menyedihkan. Namun menurut Dokter Tsuneko, itu justru hal yang baik, karena sampai mati-pun tidak menyusahkan orang lain dengan merawat ke dokter dan hal-hal semacam itu. Maka Dokter Tsuneko berpesan pada supir kantor yang menjemputnya setiap hari dan ke para tetangga bahwa "Jika aku tidak tampak selama beberapa hari, maka kemungkinan aku sudah mati. Maka, pergilah ke rumah anak pertamaku di ujung jalan itu."

 

Manusia lahir seorang diri, maka mati-pun seorang diri.
Semua berakhir ketika sudah mati.

Maka, jangan pernah disibukkan oleh pemikiran orang lain terhadap diri kita.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 116


Yang jelas, ada awal, pasti ada akhir.
Manusia yang hidup, pasti akan mati, entah bagaimana caranya.

Entah mati seorang diri atau mati di rumah sakit.
Tapi, selama bisa mati dengan tenang, selayaknya manusia, itu saja sudah cukup.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 118

 

#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day10


Sekian resensi buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 5, sahabat lendyagasshi.
Besok, aku lanjut ke resensi buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 6 ya..

Semangat Membaca, sahabat lendyagasshi.

 

1 comments:

Julia pasca said...

Bukunya jleb banget, Mbak Lend. Pas banget untuk kaum perempuan yang suka berekspektasi terlalu tinggi dan sering mendengarkan omongan orang lain *nglirik ke aku sendiri, hahaha. Intinya hidup bahagia itu wajib, no debat! Apalagi untuk perempuan kan ya, Mbak. Kalau bahasa jawa bilang "alon-alon waton kelakon", pelan² saja yang penting semua tercapai

Post a Comment

 

Bacaan lendyagasshi Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review