Tuesday, January 4, 2022

Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 1

Posted by lendyagasshi at 7:57 AM

Bismillah,


Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 1.
Hola sahabat lendyagasshi.


Ulasan Review Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan bab 1
 

 

Sejak ikut program Maksakeun Baca, aku jadi gak terlalu lama dalam memilih buku. Salah satu buku yang aku pilih hari ini adalah Buku Psikologinya Tsuneko Nakamura. Tertarik pinjam di aplikasi Gramdig karena simpel, judulnya serasa aku banget.

Ya,
Akhir-akhir ini aku over thinking karena akun twitterku disbanned. Rasanya sudah gak menapak dunia lagi.. Emm, sound lebai yaah.. Tapi aku kembali berpikir jernih bahwa ketika aku hanya memikirkan masalahnya, maka solusinya juga harus ada.

Solusi 1 : Memperjuangkan akun twitter yang lama ((CHECK))
Solusi 2 : Menghidupkan second account yang masih ada ((CHECK))

..and finally, bener-bener kejadian si akun keshayanganku @lendymut, hilang dari dunia twitter. Tapi karena aku sudah meyakinkan diriku sendiri untuk kuat dan bertahan, maka aku mulai kembali larut dalam dunia menulis blog.

Yuk,
Tahun 2022 semangat menulis dan membaca.


Data Buku :

Judul : Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan
Judul Asli : Kokoro Ni Oriai Wo Tsukete Umaikoto Yaru Shukan

Penulis : Tsuneko Nakamura & Hiromi Okuda
Alih Bahasa : Faizal

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2018

Tebal : 154 halaman

ISBN : 9786020646879

Harga : Rp 80.000,-

 

Ulasan Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 1

Bab 1 dibuka dengan pertanyaan, "Apa boleh bekerja demi mendapatkan uang?". Nyatanya, di kehidupan manapun, orang bekerja adalah demi bisa menghidupi dirinya sendiri, bila masih berstatus single. Lalu jika sudah menikah, tentu alasan bekerja adalah untuk menghidupi keluarganya. Itu adalah salah satu bentuk tanggung jawab manusia sebagai manusia dewasa seutuhnya.


Saya bisa memahami jika kecemasan dan ketidakpuasan menyebabkan perasaan menjadi kacau.
Tapi, soal mencemaskan masa yang akan datang dan merasakan tidak tahu bagaimana ke depannya berlaku di segala zaman.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal. 4


Ketika semua kebutuhan yang dimiliki sudah tercukupi, maka timbul ketidakpuasan yang membuat seseorang merasa dan berpikir "Untuk apa aku bekerja?". Namun selama belum memiliki kelonggaran terhadap finansial, maka berpikir bekerja demi uang itu bukanlah hal yang memalukan.


"Makna hidup" dan "Pengembangan diri" bisa dipikirkan pelan-pelan setelah diri kita cukup makan dan memiliki kelonggaran.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal. 4


#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day04


Rasa Lelah dan Khawatir

Kehidupan ini tidak lepas dari rasa lelah dan khawatir. Hal tersebut bisa timbul dari 

Cemas akan pandangan orang lain
Membiarkan diri ini terikat dengan hal-hal seperti penampilan, kedudukan dan kehormatan.


Terlalu banyak berpikir mengenai "Saya seharusnya tidak melakukan pekerjaan ini", akan membuat kita menjadi ambisius dan tidak pernah puas. Selalu menuntut hal yang lebih tinggi dan pada akhirnya hanya akan berfokus pada keinginan yang besar dan target yang tinggi.

Kita tidak akan bisa lagi menikmati apa yang sedang kita kerjakan. 

Solusi :

Turunkan pandangan dan rileks serta katakan "Kalau cuma seperti ini, akan saya kerjakan" atau "Sekarang memang saatnya melakukan ini".

Karena semua yang kita dapatkan di usia muda, pada akhirnya nanti akan tidak berakhir, terutama ketika sudah memasuki usia 70-80 tahun. Yang terpenting kelak adalah keadaan kita sehat, keluarga sehat. CUKUP.


Bisa makan dan menjalani kehidupan itu adalah sebuah kesuksesan.
Bisa menyenangkan orang yang ada di hadapan kita dengan pekerjaan yang sudah kita lakukan adalah sebuah keuntungan.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal.7

#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day05


Manusia memiliki kecenderungan memikirkan hal-hal yang tidak menyenangkan ketika memiliki waktu luang. Atau merisaukan apa yang tidak perlu dirisaukan, atau ikut campur pada hal yang tidak perlu. Waktu luang, bisa jadi racun untuk manusia. Maka dari itu, sibukkan diri secukupnya.

Dengan bertambahnya usia, menjalani sebuah pekerjaan sudah bukan lagi tentang suka atau tidak suka, tetapi pekerjaan akan menjadi sebuah kebiasaan yang alami dilakukan setiap hari.


Perusahaan Sejatinya adalah Wadah Untuk Mencari Keuntungan yang Diciptakan Orang Lain

Menurut Buku Hidup Damai Tanpa Berlebihan, Dokter Tsuneko menjelaskan bahwa ketika tempat pekerjaan sahabat lendyagasshi menuntut terus-menerus pengorbanan, dari mulai fisik hingga mental, maka itu bukanlah tempat bekerja yang sehat. Jangan bertahan dan cepat resign.

Ada kalanya kita menerima pekerjaan yang ada di hadapan kita, namun ketika menuntut hal yang di luar batas, maka pikirkan kembali ke kesehatan mental dan fisik yang dirugikan atas pekerjaan over limit tersebut.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 1

Jangan pernah berpikir bahwa "Saya menjadi begini karena tempat kerja saya sebelumnya". Namun berpikirlah "Saya berpindah bekerja atas keinginan saya sendiri dan atas keinginan sendiri pula saya berada di sini sekarang."

Dengan berpikir tidak menyalahkan siapapun, maka apapun yang terjadi kemudian, akan lebih mudah menerimanya. Karena hidup yang kita jalani adalah milik kita, bukan orang lain.


Kisah Seorang Gadis Cilik yang Merantau dari Hiroshima ke Osaka

Kisah ini menceritakan mengenai penulis, Dokter Tsuneko Nakamura yang lahir di Inoshima, Kota Onomichi, prefektur Hiroshima pada 1 Januari 1929. Dokter Tsuneko adalah anak kedua dari 5 bersaudara. Meski terlahir dari keluarga besar, orangtua Dokter Tsuneko sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Semua saudara Dokter Tsuneko bersekolah sampai Pendidikan Menengah Atas.

Saat Dokter Tsuneko SMA, kala itu Jepang sedang dalam kondisi peperangan. Sehingga pekerjaan yang harus dilakukan Dokter Tsuneko selain bersekolah di sekolah putri, beliau juga mendapat tugas untuk mengangkut benang untuk membuat kanvas.

Di saat yang bersamaan, Jepang darurat Dokter, terutama di wilayah-wilayah Jepang. Sehingga kala itu pada tahun 1943 diberlakukan "Langkah Darurat Perang" yakni dibukanya sekolah-sekolah khusus kedokteran.

Paman dari pihak Ibu Dokter Tsuneko membuka praktik Dokter di Osaka dan menawarkan akan membiayai siapapun yang ingin menjadi dokter demi negara. Atas dasar inilah, Dokter Tsuneko didorong oleh kedua orangtuanya untuk mengikuti ujian di Sekolah Menengah Atas Khusus Kedokteran Perempuan Osaka (saat ini Kansai Medical University).

Ternyata, Dokter Tsuneko berhasil lulus dengan baik dan inilah awal Dokter Tsuneko meninggalkan pekerjaan yang tidak jelas di pabrik. 


Pada saat usia 16 tahun, Dokter Tsuneko pergi ke Osaka dari stasiun Onomichi seorang diri. Perjalanan tidaklah mudah karena perang dan pesawat tempur dimana-mana. Semua orang kala itu harus pasrah karena kematian bisa menjemput kapan saja.

Perjalanan dari Onomichi ke Osaka kala itu membutuhkan waktu 10 jam dengan resiko kematian yang begitu besar. Maka dari itu, Dokter Tsuneko sudah tidak lagi memikirkan perasaan ingin bermain atau bermewah-mewahan. Yang tertinggal adalah perasaan hidup sederhana, tanpa kekhawatiran atau berpikir berlebihan.



Kesimpulan Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 1


1. Melakukan pekerjaan dengan beban kerja yang sesuai kemampuan diri.

Tidak memaksakan pekerjaan karena takut dengan konsekuensi dari perusahaan atau tuntutan lain yang tidak sesuai dengan value diri sendiri.

 

2. Ubah cara pandang kita terhadap pekerjaan yang kita lakukan seiring dengan kesuksesan yang telah kita peroleh. Tidak ada salahnya mengatakan bahwa pekerjaan adalah hal yang harus dilakukan agar mendapatkan kemakmuran.

 

3. Pada akhirnya, kita semua akan tua dan pekerjaan bukan lagi ke pemikiran "Apakah saya cocok dengan pekerjaan ini?" namun pekerjaan tersebut akan menjadi sebuah hal yang dilakukan secara alami setiap hari.

 

Demikian kesimpulan dari buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 1 dari halaman 1 sampai 17 yang memaparkan mengenai "Apa Tujuan Bekerja". Di Resensi berikutnya, Dokter Tsuneko akan menceritakan mengenai "Harapan".

 

Terimakasih bagi yang sudah membaca.
Semangat
Membaca, sahabat
lendyagasshi.


#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day06



0 comments:

Post a Comment

 

Bacaan lendyagasshi Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review