Thursday, January 6, 2022

Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 2

Posted by lendyagasshi at 1:47 PM

Bismillah,


Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 2.
Hola sahabat lendyagasshi.

  

Di bab 1 dalam buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan kemarin membahas masalah beban pekerjaan yang selama ini kerap mengantui pikiran kita antara "Benarkah? Sukakah? Sesuai dengan keinginankah?" dan berbagai pertanyaan sejenis yang menimbulkan ketidakbahagiaan .

Namun di bab 2 ini, Dokter Tsuneko mengajak pembaca untuk tidak menaruh harapan. Oh mengapa? dan bagaimana penjelasan Dokter Tsuneko?
Simak di resensi buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 2 berikut ini


Bagi yang belum membaca Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 1, bisa klik link berikut

Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 1

Resensi Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 2


Data Buku :

Judul : Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan
Judul Asli : Kokoro Ni Oriai Wo Tsukete Umaikoto Yaru Shukan

Penulis : Tsuneko Nakamura & Hiromi Okuda
Alih Bahasa : Faizal

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2018

Tebal : 154 halaman

ISBN : 9786020646879

Harga : Rp 80.000,-


Ulasan Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 2

Seringkali tolak ukur bahagia seseorang berdasarkan materi, latar belakang keluarga atau pekerjaan yang dimiliki bahkan jumlah penghasilan yang didapat. Dan hal-hal tersebut sesungguhnya membuat diri ini terbiasa membandingkannya dengan orang lain. 

Hal-hal yang tidak bahagia tersebut singkirkanlah dan gantikan dengan melakukan hal-hal yang kita sukai tanpa harus membandingkan dengan kesukaan orang lain.


Yang terpenting, apapun yang kita lakukan, kita yakin dan suka.
Sebaliknya jika menjadikan standart kesukaan orang lain melakukan ini, maka saya harus melakukannya juga. Maka pasti akan timbul rasa lelah dan pada akhirnya menjadi sebuah beban.

Quote Buku Hidup Tanpa Berpikir Berlebihan, hal. 20

 

Sebenarnya tak menjadi masalah bila apa yang kita sukai juga menjadi hal yang disukai orang lain. Namun, menjadikannya orang lain tersebut standart adalah hal yang membebani diri sendiri. Beban ini akan menimbulkan keinginan yang akalu tidak terpenuhi, maka akan membuat diri frustasi. Seperti keinginan untuk dipuji orang lain atas pekerjaan yang sudah dilakukan atau ingin merasakan kebahagiaan dan banyak hal menyenangkan karena sudah bersabar.

Hal-hal yang menjadi sumber frustasi ini ternyata berasal dari cara pandang kita yang mengikuti standart orang lain dalam hal melakukan pekerjaan.

Satu hal yang Dokter Tsuneko tekankan, menjadikan standart orang lain untuk memacu kita agar melakukan hal yang lebih baik lagi ini akan tampak baik jika usia masih muda. Akan ada potensi yang berkembang sebesar energi tersebut.

Seiring dengan berjalannya umur, maka mulailah sedikit demi sedikit membuang keinginan ingin lebih baik dari orang lain. Namun, cobalah untuk menerima apapun hasilnya ketika sudah melakukan hal yang terbaik.


Akirameru.
Artinya menyerah.

Berasal dari kata monogoto o akira ni suru (membuat hal menjadi jelas)

Quote Buku Hidup Tanpa Berpikir Berlebihan, hal. 21



Mungkin kesannya adalah menyerah. Namun sebenarnya arti kata menyerah sendiri dalam bahasa Jepang memiliki makna membuat hal menjadi jelas. Jelas bahwa standart yang kita miliki, bukan standart dari pencapaian dan hasil yang dimiliki orang lain.


Pada dasarnya, kebahagiaan adalah perasaan yang sangat tidak stabil dan tidak bisa dijadikan pegangan.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal. 22


Karena pada dasarnya, hidup harus diisi dengan hal-hal yang membuat kita bahagia dan senang. Kalau ada pekerjaan yang harus diselesaikan, lakukanlah dengan ringan. Tidak harus ada standart begini dan begitu. Karena pada dasarnya, hidup adalah pengulangan.


#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day07


Energi Untuk Menjalani Hidup Lebih Menyenangkan

Ketika orang berkumpul bersama, maka akan timbul ketidakadilan dan ketidakpuasan. Bagaimana tampaknya bila bekerja di perusahaan besar? Akan menyenangkan di awal. Ketika sudah benar-benar mengenal kondisi pergaulan dan ritme kerja di perusahaan tersebut, maka akan timbul rasa tidak menyenangkan.

Sama halnya dengan pernikahan. Awalnya dilakukan dan dijalani dengan penuh cinta, namun setelah semakin lama mengenal dan tinggal bersama, maka akan tampak hal-hal yang tidak bisa ditolerir.

Biasanya orang-orang semacam ini lebih memilih untuk resign dari pekerjaan atau kalau pasangan pernikahan, lebih memilih berpisah (bercerai). Maka, tak sedikit pasangan bercerai dan hingga pada akhirnya bila ia pindah ke lingkungan baru pun, akan mendapat masalah yang sama.

 

Zaman berubah, sebuah organisasi akan berubah, manusia pun berubah.
Pasti akan ada hal-hal yang tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita pikirkan.
Sekalipun sudah berganti pekerjaan atau berganti pasangan, pasti akan ada hal yang tidak menyenangkan
.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal. 24


Membutuhkan waktu yang lama mengubah kepribadian seseorang, yang memang bukan tidak mungkin, tapi alangkah lebih baik bahwa kita yang menyesuaikan diri dengan orang dan membuat nyaman diri sendiri di lingkungan tersebut.

Cari jalan keluar yang tepat untuk mengatasi stres yang menumpuk akibat berhadapan dengan sesuatu hal yang tidak sesuai dengan keinginan dan pemikiran kita. 

Resensi Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 2

Dengan orang yang dirasa tidak cocok, maka sesuaikan diri dan berusaha untuk tidak berhubungan terlalu dekat, juga berusaha untuk tidak menyinggung. Sedangkan dengan orang yang dirasa cocok, maka lakukan hubungan yang dekat. Dengan begitu, maka kita semua akan berada di lingkungan tersebut dalam waktu lama.


Emosi Tanda Keterikatan

Ada banyak orang yang bersusah hati (cemas dan kesepian) akibat hubungan dengan manusia, tapi jangan lupa bahwa manusia akan selalu seorang diri kemanapun mereka pergi.


Tiap-tiap manusia adalah pribadi berbeda yang masing-masing memiliki keinginan sendiri.
Jadi, tak bisa selalu berjalan ke arah yang sama
.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal. 27


Manusia itu bisa menjadi dekat dan jauh karena hal kecil. Yang paling terasa adalah manusia akan saling menjauh akibat jarak dan waktu. Masing-masing individu memiliki keinginan, situasi dan keadaan tersendiri dan semua itu bisa mengalami yang namanya perubahan.

Semua hubungan pasti berkembang. Jadi, jangan bersedih bila orang lain tidak berbuat seperti yang kita harapkan atau inginkan.


Kasih sayang yang berlebihan adalah tanda keegoisan dan kengototan diri kita.
Hubungan yang saling membelenggu, saling menggantung ini tidaklah sehat dan pasti melelahkan.
Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 29


Berterimakasihlah pada apa yang datang dan tidak mengejar apa yang pergi. Dan inilah hal yang paling meringankan bagi kedua belah pihak. Bukan berarti tidak menaruh kepercayaan pada orang lain, namun bisa menerima seseorang dalam bersikap terhadap diri kita ketika semuanya berada di posisi yang tidak kita harapkan. Karena manusia tetaplah manusia, yang menjalani proses kehidupan dari awal hingga akhir dengan dinamis.

Berpikirlah seperti ini akan sangat membantu ketika sedang merasa sangat kecewa atau marah pada seseorang, pun ketika merasa sedang kesepian atau bersedih. Dengan tidak terlalu bergantung pada orang lain, maka tidak ada lagi emosi yang memengaruhi.


#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day08


Berterimakasihlah Terhadap Pemberian

Jangan pernah menganggap biasa sebuah pemberian orang lain, berterimakasihlah atas pemberian tersebut. Dan begitupun sebaliknya, tidak mengharapkan apapun dari orang lain. Misalnya, sudah memberikan kebaikan terhadap A, maka jangan berharap kebaikanmu tersebut akan dibalas dari orang yang sama.

Dengan tidak berharap lebih dari orang lain, maka tidak akan pernah ada kekecewaan terhadap orang lain. Dan jangan pernah berpikir bahwa "Pekerjaan itu memang sudah sewajarnya ia lakukan sebagai atasan" atau "Hal tersebut yang seharusnya dilakukan sebagai suami."

Dengan berharap hal-hal yang mungkin tidak pernah terpikirkan pada orang tersebut, maka bersiaplah menelan pil kekecewaan kalau hal tersebut tidak terwujud. Dengan berpikir bahwa orang tersebut "wajar" melakukan hal tersebut, maka itulah sumber ketidakbahagiaan karena kurang bersyukur dan menjadi penghambat terbesar hubungan antar manusia.


 


Jika kita hidup tanpa berpikir "Wajar jika orang lain berbuat sesuatu kepada kita", maka kita akan mudah berterimakasih (bersyukur) untuk hal-hal kecil.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 32



Menghargai Kondisi Orang Lain

Dari penjelasan sebelumnya, kuncinya adalah tidak terlalu barharap kepada orang lain. Terkait kehidupan, mungkin ada yang berpikir bahwa hidup tidak bisa hanya mengandalkan diri sendiri, itu benar sekali. Maka yang dilakukan Dokter Tsuneko ketika harus berbagi pekerjaan dengan bawahannya, misalnya.. beliau berkata "Maaf mengganggu waktumu sebentar, bisakah kamu melakukan hal ini dan ini untukku?" dan diakhiri dengan kata "Bagaimana menurutmu dengan tindakan seperti ini?"

Sepanjang berkomunikasi yang sopan dan dibuka dengan kalimat meminta tolong lalu diakhiri dengan pertanyaan kembali bagaimana menurut lawan bicaranya, maka ini berarti memikirkan dan memutuskan suatu hal bersama.

Afeksi yang ditimbulkan karena melibatkan pemikiran lawan bicara inilah yang bisa mencairkan suasana dan menjaga perasaan dan kondisi orang lain. Ya, begitulah hati manusia. Tidak ada yang namanya perbedaan usia, titel ataupun kondisi lainnya. Manusia sama-sama ingin dihargai sebagai sosok yang utuh.

Dan di pekerjaan manapun, maka bekerja dalam tim yang diutamakan adalah kenyamanan. Dengan adanya kenyamanan, maka meningkatkan efisiensi pekerja dan pekerjaan lembur berkurang. Hubungan antar manusia pun menjadi baik.

Dengan tidak berharap, ada kalanya akan terlihat jalan atau cara lain. Pada dasarnya, kesadaran akan jarak dengan pihak lain akan terjaga, lingkungan kerja akan membaik, dan efisiensi kerja juga akan meningkat.

 

Jika ingin dihargai orang lain, maka hargailah orang lain.
Meski sederhana, hal tersebut sangatlah penting.

Quote Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, hal 34


 

Mengikuti Arus Untuk Menggapai Kebahagiaan

Ketika ada kesempatan yang datang dalam kehidupan, janganlah lagi menghitung untung-rugi. Lebih baik menghitung arus, seperti "Apakah hati akan senang jika melakukan hal ini?" Atau "Apakah saya benar-benar ingin melakukan hal ini, bukan karena kalkulasi hitungan untung dan rugi?".

Jika jawabannya didominasi oleh "Ya", maka ada baiknya mengikuti arus (kata hati) dan kesempatan itu tidak datang berulang kali. Ada saatnya kesempatan yang datang memang bukan berupa besaran pendapatan, namun dari pengalaman yang tak ternilai.

Profil Dokter Tsuneko, penulis Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan


Sekian resensi buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 2, sahabat lendyagasshi.
Besok, aku lanjut ke resensi buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan Bab 3 ya..

Semangat Membaca, sahabat lendyagasshi.

 

#maksakeunmaca
#onebookonemonth
#day09


0 comments:

Post a Comment

 

Bacaan lendyagasshi Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review